Benarkah Persahabatan Semakin Sulit Dipertahankan di Usia Dewasa?

21 Nov 2025, 17:15 WIB
Author: Shabrina Audinia, M. Psi., Psikolog
friendship pertemanan kesehatan mental hubungan hubungan pertemanan hubungan sosial
benarkah-persahabatan-semakin-sulit-dipertahankan-di-usia-dewasa
                

Ditulis oleh : Shabrina Audinia, M.Psi., Psikolog (Psikolog Klinis Dewasa PION Clinician)

Pertemanan merupakan salah satu bagian penting untuk menjalankan hidup yang bahagia dan bermakna, ya Pioneers. Memiliki pertemanan yang positif memiliki dampak positif yang bisa mendukung individu sehari-hari. Ketika seseorang memiliki teman dekat, ia cenderung memiliki kesejahteraan emosional dan sosial yang baik dalam menjalani kesulitan sehari-hari. 

Dalam pertemanan dewasa, hal yang penting bukanlah mengenai berapa banyak teman yang kamu miliki. Sebaliknya, kualitas persahabatanlah yang lebih penting daripada sekedar kuantitas dari teman yang dimiliki. Berada bersama orang-orang yang mencintai dan mendukungmu, membantu kamu menjalani kehidupan yang sehat dan bahagia. 

Kendati demikian, seiring dengan pertambahan usia, terjadi beberapa perubahan yang dialami sehingga membuat pertemanan tidak sama lagi dibandingkan ketika kanak-kanak. Namun, apa yang menyebabkan pertemanan dalam usia dewasa tampak sulit untuk dipertahankan?

Menjalani persahabatan di usia dewasa bisa menjadi hal yang kompleks karena berbagai faktor, seperti perbedaan kesibukan, peran, serta tanggung jawab. Perbedaan ini membuat jadwal untuk berkomunikasi dan berinteraksi satu dengan lainnya terasa lebih menantang. Dibandingkan pertemanan di usia lebih muda, pertemanan relatif lebih banyak memiliki persamaan jadwal dan peran. Berikut beberapa caranya membangun dan mempertahankan hubungan pertemanan yang positif di usia dewasa 

  1. Tanya kabar secara berkala. Sekalipun kamu sangat sibuk dengan pekerjaan dan keluargamu, coba ambil jeda sejenak untuk memeriksa kabar teman lamamu. Tidak perlu menjadi pembicaraan yang panjang, bertanya mengenai kabar bisa menunjukkan bahwa kamu masih mengingat dan memperdulikannya.
  2. Komunikasikan dan kelola ekspektasi. Perbedaan kesibukan yang dialami dalam pertemanan usia dewasa sering kali membuat seseorang kesulitan untuk menemukan jadwal yang pas untuk terhubung. Penting untuk mengkomunikasikan waktu yang bisa kita berikan padanya untuk mengurangi kesalahpahaman dan konflik akibat merasa terabaikan
  3. Mengembangkan momentum dalam bertemu secara rutin. Ketika dewasa, upaya untuk menyatukan teman-teman lama dengan berbagai kesibukan merupakan hal yang menantang. Jika ingin tetap dekat dengan pertemanan yang sudah ada, kamu bisa coba mencari jadwal rutin tanpa menunggu seluruhnya hadir. 

 

Perubahan pertemanan di usia dewasa ini juga umum ditemui baik pada perempuan maupun laki-laki dewasa. Sebenarnya tidak ada perbedaan jumlah teman antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan utama dalam dinamika pertemanan laki-laki dan perempuan dewasa ada pada frekuensi kontak dan jenis tantangan/masalah pribadi yang dibahas.

Berbeda dengan perempuan, laki-laki cenderung tidak merasa perlu mendiskusikan semua perubahan dalam hidup mereka dengan teman atau tidak perlu berkomunikasi. Menariknya, laki-laki bisa menjalani waktu yang lama tanpa berhubungan dengan temannya, namun tetap menganggap orang lain sebagai teman dekatnya. Sebaliknya, jika seorang perempuan tidak melakukan kontak rutin dengan seseorang yang dia anggap sebagai teman dekatnya. Hal ini cenderung membuatnya berasumsi bahwa mereka tidak lagi dekat dan menganggap persahabatan tersebut telah berakhir.

Setelah tidak berhubungan dengan sahabat di usia dewasa, mungkin muncul perasaan kesepian dan patah hati. Emosi tidak nyaman ini adalah hal yang wajar ya, Pioneers. Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi rasa kesepian setelah putus hubungan dengan sahabat di usia dewasa:

  1. Sadari dan akui emosi yang kamu rasakan. Pertama, ketahuilah bahwa kesedihan yang kamu rasakan adalah hal yang normal. Rasa sakit akibat putusnya persahabatan yang mendalam merupakan hal yang valid seperti dengan rasa sakit lainnya. 
  2. Praktikkan perawatan diri (self-care) secara rutin. Meskipun tampaknya jauh lebih mudah untuk bermalas-malasan di tempat tidur sepanjang hari, pastikan kamu keluar dan menjaga diri. Jangan mengabaikan kebersihan pribadi, dan berpartisipasilah dalam aktivitas rutin harian/mingguan. Melakukan rutinitas rutin Anda akan membantu Anda pulih dari rasa sakit yang kamu rasakan. 
  3. Berbicara dengan seseorang. Jika kamu merasa kesepian dan patah hati karena kehilangan sahabat lamamu, coba berbicara dengan orang yang ada di sekitarmu. Orang tersebut bisa berupa pasangan, orang tua, atau bahkan teman lainnya. Menyadari bahwa kamu memiliki teman baik lainnya dapat membuat kamu merasa lebih baik setelah putusnya hubungan tersebut.

 

Menghadapi perasaan yang tidak menyenangkan memang tidak mudah ya, Pioneers. Jika Pioneers membutuhkan bantuan profesional, para Ahli di Pion Clinician siap menemani dan membantumu.

 

Referensi

Bates-Duford, T. (2018). Female vs Male Friendships: 10 Key Differences. Diakses melalui https://psychcentral.com/blog/relationship-corner/2018/01/female-vs-male-friendships-10-key-differences#1

Gillespie, B. J., Lever, J., Frederick, D., & Royce, T. (2015). Close adult friendships, gender, and the life cycle. Journal of Social and Personal Relationships, 32(6), 709-736.

Khullar, T. H., Kirmayer, M. H., & Dirks, M. A. (2021). Relationship dissolution in the friendships of emerging adults: How, when, and why?. Journal of Social and Personal Relationships, 38(11), 3243-3264.

Author: Shabrina Audinia, M. Psi., Psikolog
Editor: Shabrina Audinia, M. Psi., Psikolog
Shares
×