PROSEMICOLON II : “CHAPTERS IN OUR LIVES”

prosemicolon-ii-chapters-in-our-lives
                

Project Semicolon II yang baru diadakan pada 18 Juni lalu merupakan project dari Gerakan Titik Koma. Gerakan Titik Koma didirikan oleh Zahra Najwa Rabiatulhsuna, pada Agustus 2021 dengan bantuan teman-temannya. Zahra sendiri merupakan seorang pejuang gangguan kesehatan mental berupa Bipolar Disorder dan Borderline Personality Disorder (BPD). Setelah didiagnosis dengan BPD, Zahra mendapatkan dukungan positif dari lingkungannya sehingga Zahra termotivasi untuk ikut memberi dukungan kepada para pejuang gangguan kesehatan mental lainnya melalui Gerakan Titik Koma.

Penggunaan simbol titik koma dalam gerakan ini, menggambarkan dukungan terhadap orang-orang yang memilih untuk mengakhiri hidupnya dan juga menggambarkan kesadaran terhadap adanya gangguan atau penyakit mental. Simbol ini juga sering kali digunakan oleh berbagai penulis di akhir cerita mereka untuk membiarkan pembaca menentukan akhir mereka sendiri. Untuk itu ,Gerakan Titik Koma memiliki motto “Choose Not to End One’s Life but to Continue Fighting” yang terinspirasi dari makna simbol titik koma dengan tujuan untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental dan memfasilitasi para pejuang gangguan mental. Dengan melihat tujuannya maka motto tersebut dirasa tepat untuk menggambarkan Gerakan Titik Koma. Selain itu, Gerakan Titik Koma juga berusaha untuk menciptakan ruang aman bagi mereka untuk bercerita dan berpartisipasi dalam kelompok pendukung. 

Untuk mencapai tujuan dari Gerakan Titik Koma, maka diadakanlah acara  “Project Semicolon”. Dimana Project Semicolon (Prosemicolon) adalah sebuah event yang telah mengawali perjalanan Gerakan Titik Koma. Prosemicolon merupakan ruang terbuka bagi masyarakat, yang bertujuan untuk memahami dan meningkatkan pentingnya kesehatan mental. Secara spesifik, latar belakang diselenggarakannya Project Semicolon I adalah adanya keberadaan fenomena pada masa pandemi, dimana kehidupan dan interaksi sosial masyarakat dibatasi akibat pemberlakuan social distancing dan kewajiban lain yang harus dipatuhi masyarakat yang ternyata juga berpengaruh terhadap kesehatan mental masyarakat. 

Melihat kesuksesan Project Semicolon I yang menarik banyak atensi, maka Gerakan Titik Koma kembali mengadakan Project Semicolon II dengan mengangkat tema “Chapters in Our Lives” yang muncul atas kesadaran, bahwa dalam menjalani kehidupan, terdapat bab-bab yang akan dilalui oleh semua manusia. Terdapat lima aspek yang akan ditekankan pada acara ini, yaitu kesedihan (sadness), mengatasi rasa sakit (overcoming pain), penerimaan (acceptance), menemukan diri sendiri (finding yourself), dan harapan (hope). Harapan dari tema ini adalah agar mereka yang memiliki gangguan kesehatan bisa lebih sadar terhadap proses penyembuhannya, menemukan harapan, dan mampu menerima diri apa adanya.

Project Semicolon II berlangsung di Kuningan Ballroom City, yang diadakan pada hari Sabtu 18 Juni 2022 dengan rangkaian acara Main Event berupa talkshow yang dihadiri oleh psikolog profesional yaitu Sri Wulandari, M.Sc,.M.Psi., Psikolog dan beberapa Influencer Indonesia yaitu Sania Leonardo dan Devina Otaria untuk membahas kesehatan mental. Project Semicolon II juga telah memberikan konsultasi gratis dengan psikolog profesional untuk 50 orang terpilih. Selain itu, di Project Semicolon II terdapat Interactive Event yang terdiri dari Break Room, Art Room, dan Dart Room. Pada Interactive Event, peserta bisa melakukan aktivitas menarik yang ditujukan untuk meluapkan emosi dengan memasuki ruangan yang berbeda-beda. Untuk menutup acara ini, Project Semicolon II mengadakan Perform Act dari Jordhany Gonzaga dan Nadin Amizah.

Shares
×