Menurut Psikolog, Ini Tips Atasi Kecemasan Bagi Orang Tua dengan Anak Penderita Kanker

menurut-psikolog-ini-tips-atasi-kecemasan-bagi-orang-tua-dengan-anak-penderita-kanker
                

Orang tua mana yang tak sedih jika melihat buah hatinya jatuh sakit. 

Hal yang sama juga diungkap oleh Irma Afriyanti Bakhtiary, M. Psi., Psikolog selaku psikolog Klinis di PION Clinician kepada PARAPUAN.

Irma menyatakan bahwa hati orang tua akan semakin hancur bila melihat anaknya menderita penyakit kronis seperti kanker yang juga melalui pengobatan panjang.

“Apalagi ketika melihat tubuh anaknya ditusuk jarum berkali-kali, dimasukkannya berbagai macam obat dan melihat perubahan fisik anak menjadi lebih kurus maupun kerontokan pada rambut anak mereka,” jelasnya.

Menurut Irma, orang tua yang merawat anak dengan kanker itu memang terlihat kuat, tapi sebenarnya jika dilihat secara emosi, mereka sangat rapuh, sedih, dan khawatir.

Irma menambahkan tidak ada yang bisa dipaksakan untuk membuat orang tua dengan anak pengidap kanker untuk kuat.

“Sebaiknya, hindari mereka dengan kata-kata menggurui seperti ‘kamu harus sabar’ atau ‘kamu harus kuat’,” saran Irma.

Kata-kata tersebut sebaiknya dihindari karena menurut Irma selama menjalani pengobatan anak dengan kanker, orang tua itu sudah sangat berusaha untuk sabar dan kuat.

Untuk mengatasi perasaan cemas dan stres ketika merawat anak dengan kanker ada metode koping yang bisa dilakukan.

Mengutip dari American Cancer Society, berikut adalah beberapa hal yang dapat orangtua lakukan sebagai bentuk koping dalam perawatan anaknya:

1. Menggunakan dukungan dari pekerja sosial, konselor, perawat, psikolog, dan dokter.

2. Bersandar pada anggota keluarga atau teman, berbicara dengan mereka atau membiarkan mereka membantu kebutuhan rumah tangga.

3. Menggunakan atau mempelajari strategi untuk mengurangi kecemasan atau ketegangan, seperti berolahraga, bercocok tanam, menonton film, mendengarkan musik, atau membuat jurnal.

4. Menemukan kekuatan dalam keyakinan agama atau praktik spiritual dan berbicara dengan tokoh agama.

5.  Secara terbuka mendiskusikan ketakutan dan kecemasan dengan anggota tim pengobatan kanker, komunitas atau support group.

6.  Merawat diri sendiri seperti melakukan hal yang disukai, makan dengan benar, istirahat, dan istirahat.

7. Mengambil kendali atas keputusan yang melibatkan anak sebanyak mungkin.

8. Mengekspresikan kemarahan dengan cara yang sehat misalnya menemukan ruang pribadi untuk melampiaskan perasaan dengan berteriak, menjerit, atau menangis.

9.  Berbicara dengan orang tua lain dari anak-anak dengan kanker.

10. Belajar merawat anak mereka dan mendapatkan semua pertanyaan mereka dijawab.

11. Meyakini bahwa penyakit anak bukanlah salahmu.

Mengetahui ulasan di atas, maka orang tua atau seorang caregiver yang memiliki anak dengan kanker sebaiknya menjajal teknik koping di atas, agar emosi stabil.

Shares