Apakah Ada Perbedaan Bentuk Depresi pada Pria, Wanita, Anak-anak, Maupun Lansia?

apakah-ada-perbedaan-bentuk-depresi-pada-pria-wanita-anak-anak-maupun-lansia
                

Ditulis oleh : Catharina Indah, M.Psi., Psikolog (Psikolog Klinis Dewasa PION Clinician)

Depresi adalah salah satu gangguan mental yang seringkali dialami oleh seseorang, dengan gejala yang tidak disadari dan sering kali diabaikan. Menurut liputan 6.com, tingkat depresi di Indonesia meningkat tiga kali lipat sepanjang pandemic, namun pandemic bukanlah satu-satunya penyebab kasus depresi meningkat. Masalah depresi yang seringkali diabaikan dan tidak ditangani sejak dini, dianggap sebagai stress biasa dan diperlakukan secara tidak tepat, dapat mengarah pada perilaku berbahaya seperti bunuh diri. Oleh karena itu penting bagi Pioners untuk dapat mengenali bentuk atau gejala depresi dan perbedaannya pada pria, wanita, juga pada anak maupun usia lanjut, sehingga penanganan sedini mungkin dapat segera dilakukan.

Depresi pada Wanita

Depresi lebih sering dialami oleh wanita, dibanding dengan pria. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi biologis, kondisi hidup, hormone dan faktor psikososial. Dari penelitian, kondisi hormon dapat langsung mempengaruhi emosi dan mood. Biasanya, wanita menjadi rentan mengalami depresi setelah melahirkan, ketika kondisi hormone dan fisik berubah. Saat menstruasi pun menjadi kondisi yang rentan karena adanya perubahan hormone. Pada saat memasuki dewasa lanjut, transisi menuju menopause pun dapat meningkatkan resiko depresi. Para peneliti mencari tahu bagaimana dinamika dan sirkulasi estrogen dan hormone lain dapat mempengaruhi zat Kimia di otak yang berkaitan dengan masalah depresi. Sebagai salah satu gejala, wanita lebih mudah mengakuai merasakan adanya perasaan sedih, merasa tidak berguna, dan atau merasa bersalah. 

Selain faktor di atas, terdapat beberapa hal yang dapat menjadi faktor penyebab munculnya masalah depresi pada wanita yang juga dapat dialami oleh pria.

  1. Tanggung jawab pekerjaan dan rumah

  2. Mengurus anak dan orangtua yang sudah lanjut usia,

  3. Mengalami kekerasan

  4. Masalah ekonomi dan kemiskinan

  5. Ketegangan hubungan dengan pasangan dan rekan lain.

Depresi pada Pria

Pria lebih dapat mengakui adanya rasa lelah, mudah tersinggung, hilang minat dalam aktivitas yang disukai, dan gangguan tidur. Pria lebih sering mengalihkan rasa stress yang dialami dengan mengonsumsi alcohol/obat-obatan secara berlebih, merasa marah, dan terkadang melakukan kekerasan. Beberapa pria menyibukkan diri mereka di dalam pekerjaan dan menghindar untuk menyampaikan rasa stress atau depresi yang dialami kepada keluarga atau orang lain dan lebih memiliki terlibat dalam perilaku yang beresiko dan tidak berhati-hati. Walaupun lebih banyak wanita yang melakukan upaya bunuh diri, lebih banyak pria yang meninggal karena bumuh diri di US.

Salah satu penyebab utama permasalahan pada pria adalah karena adanya norma sosial yang memandang bahwa pria harus lebih kuat dan memiliki tanggung jawab peran lebih tinggi. Pria tidak boleh menangis, tidak boleh mengeluh, harus menjadi kepala keluarga dan bertanggung jawab secara finansial bagi keluarga, serta beban moral lain yang berkaitan dengan peran gender.

Depresi pada Anak & Remaja

Depresi pada anak dan remaja yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan kondisi yang lebih parah saat mereka dewasa. Anak dengan depresi dapat menunjukkan beberapa gejala berikut :

  • Berpura-pura sakit

  • Menolak untuk pergi ke sekolah

  • Bersikap manja berlebihan terhadap orangtua

  • Merasa cemas bahwa orangtua akan meninggal

  • Merajuk atau bermasalah di sekolah

Sebelum masa puber, remaja dapat mengembangkan gejala depresi karena merupakan masa perubahan yang besar; saat2 mereka membentuk identitas diri yang berbeda dengan orangtua, menghadapi masalah gender dan membuat keputusan sendiri dalam hidup. Permasalahan lain yang dapat dialami oleh anak dan remaja meliputi masalah kecemasan, perilaku mengganggu, gangguan makan atau gangguan obat-obatan, serta meningkatkan resiko bunuh diri.

Depresi pada Orang Lanjut Usia

Depresi yang dialami oleh lanjut usia seringkali terlewatkan karena mereka seringkali tidak menunjukkan atau tidak mengakui perasaan sedih atau berduka. Rasa sedih bukan menjadi gejala utama, akan tetapi mereka dapat tidak merasakan apa pun atau kurang berminat dalam aktivitas keseharian. Mereka tidak terlalu membicarakan emosi yang mereka rasakan.

  • Merasa sedih, cemas, atau merasa kosong

  • Merasa bersalah, tidak berharga, tidak berguna.

  • Sensitif dan mudah terganggu atau kesulitan berdiam diri

  • Hilang minat melakukan hobi yang disukai

  • Merasa lelah atau berkurangnya energi

  • Bergerak atau berbicara lebih lambat

  • Sulit berkonsentrasi, mengingat atau membuat keputusan

  • Sulit tidur, bangun terlalu awal, atau tidur berlebihan

  • Makan lebih banyak atau lebih sedikit

  • Adanya pikiran untuk meninggalkan dunia

Kondisi depresi pada lanjut usia dapat berlanjut pada berbagai penyakit kronis seperti stroke, kanker, gangguan jantung, maupun masalah fisik lainnya. Terdapat beberapa penyebab dari msalah depresi bagi lanjut usia, diantaranya adalah hidup sendiri, merasa banyak hal yang belum tercapai, ditinggal oleh teman atau keluarga dapat menjadi faktor utama penyebab depresi pada usia lanjut. 

KESIMPULAN

Masalah depresi bukanlah sesuatu yang dapat diabaikan dan perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut yang lebih mendalam dan menyeluruh, sehingga seseorang dapat menjalani hidup yang lebih optimal. Sebelum mengalami masalah depresi, Pioneers perlu mengenali beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami depresi sehingga dapat membantu terhindar atau membantu meningkatkan kemampuan dan keterampilan untuk menghadapi masalah yang akan dihadapi. Di samping itu, jangan ragu untuk melakukan konseling lebih lanjut sebelum permasalahan dapat menjadi semakin parah. Pioneers pun dapat mengenali dan mendampingi keluarga ataupun teman yang mengalami gejala depresi sehingga permasalahan tersebut tidak semakin parah.

REFERENCES

National Institutes of Mental Health. (2007). DEPRESSION. Bethesda. U.S Department of Health & Human Service.

National Institute on Aging. (2021). Depression and Older Adults.

Nugraha, Jevi. (2022). Ketahui Penyabab dan Cara Mencegahnya. Merdeka.com

Shares
×