‘Gagal Move On’: Apa Yang Membuat Kita Sulit Beradaptasi?

7 Agu 2025, 17:10 WIB
Author: Felita Oktaviani, M. Psi., Psikolog
moveon mindfulness psikologi kesehatan mental
gagal-move-on-apa-yang-membuat-kita-sulit-beradaptasi
                

Ditulis oleh : Felita Oktaviani, M.Psi., Psikolog (Psikolog Klinis Umum PION Clinician)

‘Gagal Move On’ nampaknya sering kita dengar atau bahkan dialami oleh kita sendiri. Pioneers, kesulitan untuk Move On itu merupakan bentuk kesulitan diri kita dalam beradaptasi pada situasi baru loh. Pada konteks ini, kita beradaptasi dengan perubahan situasi yang awalnya memiliki pacar, menjadi tidak punya pacar. 

Kalau kita pikirkan baik-baik, sebetulnya tidak hanya soal Move On, namun kita sering merasa terjebak dalam masa lalu dan sulit untuk menerima perubahan. Hal ini dapat terjadi karena otak manusia memiliki kecenderungan untuk bertahan pada pola yang sudah dikenal. Kecenderungan untuk bertahan dapat muncul karena adanya kebutuhan untuk menjaga stabilitas dan mengurangi ketidakpastian. Otak kita juga cenderung memilih jalur yang sudah terbentuk (habituasi) karena dianggap lebih aman dan lebih sedikit menuntut energi. 

Pioneers, perasaan terjebak dalam masa lalu juga sering kali berkaitan dengan identitas diri kita. Identitas diri seseorang bisa sangat terikat pada pengalaman atau peran tertentu dalam hidupnya, seperti pekerjaan, hubungan, atau status sosial. Identitas yang kuat ini menjadi landasan bagi cara seseorang memandang dirinya sendiri dan dunia di sekitarnya. Seseorang yang terikat pada suatu peran atau hubungan tertentu mungkin merasa terancam jika perubahan mengharuskannya melepaskan peran tersebut. Misalnya, seseorang yang sangat terikat pada pekerjaan tertentu atau identitas sebagai seorang ibu/bapak rumah tangga bisa merasa sulit untuk menerima perubahan yang menuntut mereka untuk melepaskan identitas tersebut.

Selain itu, manusia juga memiliki mekanisme pertahanan psikologis yang dapat membuat kita secara tidak sadar tetap terikat dengan masa lalu. Mekanisme pertahanan yang dapat muncul adalah penyangkalan (denial), di mana seseorang menolak untuk menerima kenyataan yang menyakitkan atau tidak diinginkan. Misalnya, seseorang mungkin menolak untuk mengakui bahwa hubungannya telah berakhir atau terus berharap hubungan tersebut dapat kembali meskipun kenyataan menunjukkan sebaliknya.

Setelah membahas semua ini, mungkin muncul dalam pikiran Pioneers, “jadi bagaimana ya caranya untuk mengalihkan fokus dari masa lalu dan menerima perubahan?”. Salah satu  cara yang dapat digunakan adalah melakukan aktivitas dengan kesadaran penuh (mindful). Mindfulness dapat membantu seseorang untuk menerima perasaan mereka tanpa menghakimi dan lebih fokus pada pengalaman saat ini. 

Selain itu, untuk memudahkan seseorang menerima perubahan, penting untuk menemukan makna baru dalam hidup. Menemukan tujuan hidup yang baru atau melibatkan diri dalam aktivitas yang memberikan rasa pencapaian dan kepuasan bisa menjadi cara yang efektif untuk menciptakan makna tersebut. Kita dapat merenungkan dan menyadari apa yang benar-benar penting dalam hidup. 

Pioneers, perasaan terjebak dalam masa lalu dan kesulitan menerima perubahan memang dapat dialami oleh semua orang. Namun, melalui pemahaman tentang faktor-faktor ini dan dengan menggunakan strategi seperti mindfulness maupun pencarian makna baru, kita dapat mulai mengalihkan fokus dari masa lalu dan membuka diri untuk perubahan yang membawa peluang baru. Jika Pioneers sudah mencoba strategi tersebut dan masih kesulitan untuk Move On atau beradaptasi dengan situasi baru, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan Psikolog, ya.

Referensi:

  1. Feist, J., & Feist, G. J. (2017). Theories of personality (9th ed.). McGraw-Hill Education.
  2. Kahneman, D. (2011). Thinking, Fast and Slow. Farrar, Straus and Giroux.
  3. Kabat-Zinn, J. (1990). Full Catastrophe Living: Using the Wisdom of Your Body and Mind to Face Stress, Pain, and Illness. Delacorte Press.
  4. Seligman, M. E. P. (2002). Authentic Happiness: Using the New Positive Psychology to Realize Your Potential for Lasting Fulfillment. Free Press.
  5. Zilmer, E. A., Spiers, M. V., & Culbertson, W. C. (2010). Principles of neuropsychology (2nd ed.). Wadsworth Cengage Learning.
Author: Felita Oktaviani, M. Psi., Psikolog
Editor: Felita Oktaviani, M. Psi., Psikolog
Shares
×